Rabu, 27 Juli 2011

MEMBACA MENETUKAN KUALITAS PRIBADI

Manusia modern tentu haus akan pengetahuan. Perkembangan Setiap aspek kehidupan menuntut sebagian insan memotivasi diri untuk mengembangkan dan memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya memberikan dasar bagi setiap orang untuk membangun pemahaman terhadap sesuatu. Untuk itu setiap orang perlu memperbaharui informasi yang tersedia. Manusia modern seperti saat ini tentu haus akan informasi yang baru. Perkembangan teknologi dan informasi menghadirkan berbagai bentuk media sebagai sumber penyedia informasi untuk diakses oleh siapa saja dan kapan saja secara Cuma-Cuma tanpa batas.
Setiap orang menyadari dirinya terhadap perkembangan diri, lingkungan dan peduli akan perubahan dalam dirinya tentu saja dia mempunyai semangat untuk memperbayak literatur demi mengembangan pengetahuan. Membaca merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mengembangkan pribadi menuju kedewasaan dalam berpikir, bertingkah laku,mengembangkan diri, memperkaya pengetahuan bahkan dalam proses yang secara berlanjut dilakukan secara bertahap akan membentuk kualitas pribadi.
Dengan membaca setiap orang akan menyerap berbagai informasi secara bergelombang baik berupa kata-kata maupun sejumlah pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui. Manfaat dari kegiatan membaca akan tearasa dalam waktu yang panjang. Untuk meningkatkan kegiatan membaca perlu menanamkan niat dari setiap orang. Apabila sudah ada tekad dari dalam diri untuk membaca secara terus menrus membaca, kegiatan membaca menjadi kebutuhan. Sekali lagi kita perlu sadari bahwa kegiatan membaca menjadikan kebutuhan sangat tidak muda. Bagi sebagian orang yagn terbisa membaca hal ini dianggap mudah. Tetapi bagi pemula kegiatan membaca merupakan hal yang sangat rumit untuk dilakukan secara terus menrus. Untuk itu, bagi pemula perlu menyadari manfaat membaca bagi pengembangan dirinya dan menciptakan situasi haus akan pengegetahuan dalam dirinya sejak dini.
Efek yang dirasakan sangat luas dari kegiatan membaca. Apabila mereka yang menyadari kegiatan membaca dan sercara terus menerus baca dan membaca akan mengalmi perubahan secara drastis pada diri mereka. Dengan membaca mereka akan mempebanyak pengetahuan, memperbanyka kosata kata. Selain itu lancar dalam berbicara, menjelskan sesuatu lisan secara jelas. Mengatasi ketidakapercaya dirian dalam berbicara dan meningkatkan percaya diri. Selain itu, mereka yang membaca banyak akan berbeda dengan yang kurang membaca. Perbedaan tersebut tampak saat berbicara dalam acara-acara formal seperti seminar. Informasi yang disampaikan oleh Mereka yang banyak membaca padat, jelas dan berisi dari pada yang kurang membaca. Mereka yang memperbanyak literatur untuk membaca sangat mudah untuk mengembangkan lebih dalam tentang materi seminar yang disampaikan karena di dukung oleh informasi dari literatur bacaan sebelumnya. Sementara itu, mereka yang kurang membaca pembicaraan mereka hanya seputar bahan seminar dan pembicaraan mereka hanaya berputar-putar dan mengulang-ulang hal yang sama. Hal yang patut diduga bahwa mereka kurang memiliki kosa kata dan pengetahuan terkait sehingga mengalami kesulitan untuk mengembangan ide secara lisan pada saat semianar berlangsung. Kecenderungan mereka dalam pembahasan hanya membatasi pada materi seminarnya tidak kreatif untuk menghidupkan dan mengatifkan lawan bicaranya. Ilustrasi diatas menggambarkan bagaimana sumbangsi atau manfaat dari kegiatan membaca kepada setiap orang ingin menampilkan kualitas dirinya kepada orang lain dalam situasi yang berbeda terutama pada situasi resmi.

Membaca harus diartikan sebagai perilaku positif. Perilaku positif ini diartikan bahwa kegiatan yang bersifat perilaku baik untuk dilakukan memulainya dari pembiasaan dan dikembangkan terus menrus menjadi suatu kebisaan dan mendarah daging dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila kegiatan membaca sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari kita tanpa dipaksakan pun kita akan melakukannya. Setiap dari kita, tidak tertarik untuk membuka-buka halama demi halama untuk membaca. Hal ini menunjukan bahwa kita tidak memiliki semangat untuk itu. Kadang-kadang baca hanya 10 sampai 15 menit merasa bosan dan tidak tertarik untuk melanjutkan bacaan tadi. Sangat tidak mudah untuk meningkatkan semangat membaca. Untuk itu, setiap dari kita(pemula) mulailah membaca dengan bacaan yang paling disukai. Ketika bacaan kesukaan kita selesai dibaca. Kita harus berusaha untuk mencari bacaan yang sama tetapi sedikit membutuhkan pemahaman dan konsentrasi dari bacaan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk membiasakan diri kita membaca dan meningkatkan tingkat pemahaman kita terhadap teks bacaan yang berbeda kualitas informasinya. Sumber bacaan bukan hanya pada buku tetapi sumber apa saja yang bisa diakses internet, surat kabar, majalah, koran. Surat kabar sejenisnya perlu dibaca demi mengeikuti perkembangan informasi dan teknologi, masalah aktual, perkembangan sosial, ekonomi dan budaya baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Bila diperhatikan dan mengikuti perekembangan yang ada saat ini, kebanyakan orang menagatakan bahwa masyarakat Indonesia aktivitas membaca sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Hal ini patut kita terima karena minat baca masyarakat sangat kurang. Maysrakat indonesia secara umum belum menjadikan membaca menjadi kebisaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat kita amati melalui tingkah laku dari kelompok tertentu. Mahasiswa misalnya, sebagian mahasiswa Indonesia kurang menyediakan waktu untuk membaca. Kita tahu bahwa mashasiswa dianggap sebagai agen perubahan. Apa artinya agen perubahan?. Setidaknya setiap mahasiswa mengerti dan pahami arti pemberian lebel tersebut. Mahasiswa sebagai calon intelektual paling tidak kegiatan membaca menjadi menu sehari-harinya. Ironis sekali bila seorang mahasiswa memperoleh gelar sarjana tanpa bekal membaca yang baik. Kadang-kadang sebagian mahasiswa menghabiskan waktu tanpa mengisi kegiatan yang berati bagi pengembangan dirinya. Bermain game (perminan), gnobrol disudut-sudut kampus tanpa maksud pembicara yang berarti hanya menyita waktu dan membuang begitu saja kesempatan yang ada. Inilah salah satu fenomena yang terjadi di likungkungan sekitar beberapa kampus. Hal ini berakibat pada kehidupan selanjutnya. Setidak setiap mahasiswa berkreatif untuk menciptakan suasana belajar yang memadai. Saat ini disetiap kampus disediakan perpustaakn mengapa tidak memanfaatkan?.
Kita harus bertanya, bagaimana masyarakat peduli terhadap kegiatan membaca, pada hal mahasiswa sebagai agen perubahan pun jauh dari kegiatan membaca?. Melihat kondisi seperti ini setiap orang akan bertanya apakah masalah mendasar terletak pada sistem pendidikan?. Jawaban alternatif bisa ya atau tidak tergantungan pemahaman yang dibangun oleh masing-masing orang. Tetapi hal yang perlu kita pahami bersama bahwa kegiatan membaca merupakan perilaku yang perlu dibangun dari masing-masing kita untuk menjadi dewasa dan membentuk pribadi yang berkualita. Terutama bagi kalangan akademis perlu menghindari label “Cendekiawan Pengecut”. Cendekiawan pengecut yang dimaksudkan disini adalah mereka yang hanya mau menciptakan sesuatu yang serba gampang tanpa melalui kerja keras.

Akhirnya kita sadari bahwa orang menjadi pintar dan cerdas merupakan akibat dari rajin membaca. Membaca membuat orang lebih dewasa. Meiliki pola berpikir mejadi maju, dengan membaca membantu setiap orang untuk menghadapai masalah keseharian bukan lagi menjadi suatu beban tetapi sebuah perlawaanan(tantangan hidup) yang perlu diselesaikan secara wajar. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan memperjelas cara berpikir seseorang. Membaca meningkatkan pengetahuan dan memori serta membangun pemahaman seseorang terhadap segala sesutau. Semoga Membaca membantu proses berpikir kita sehingga mampu mengaktifkan sel-sel otak untuk melakukan pencerahan terhadap setiap bacaa yang kita baca, meningkatkan kosa kata, meningkatkan pengetahuan tentang budaya-budaya diluar dari diri kita. Membantu dan meningkatkan daya berpikir dan fokus kita terhadap sesuatu. Serta membantu membangun harga diri (jati diri) dan meningkatkan disiplin dan daya kreativitas kita melaui membaca. Semoga!

Selasa, 12 Juli 2011

PENTINGANYA MERUMUSKAN MISI PRIBADI

Setiap mahasiswa diharapkan mampu menemukan dan mendiskripsikan kemudian merumuskan misi pribadi. Hal ini dimaksudkan untuk setiap pribadi dapat mengenali tujuan utama yang ditempu selama masa pendidikan dan apa yang perlu dilakukan saat ini untuk kembali mengaplikasikanya demi membangun daerah Pegunungan Bintang. Karena selama ini dari sebagaian banyak mahasiswa Papua yang pernah belajar di luar pulau Papua belum pernah bahkan mungkin tidak pernah melakukanya, akibatnya tidak bisa berfikir secara jernih melihat situasi yang berkembang dan tidak bisa menempatkan secara tepat pengetahuan yang didapatkan selama masa studinya. Realita yang terjadi sekarang di kalangan mahasiswa dalam proses belajar adalah lebih banyak mencari nilai dan ujung-ujungnya adalah mencari gelar. Tidak pernah memahami diri secara tepat. Akibat dari itu kebanyakan mahasiswa tidak bisa melakukan terobosan-terobosan pemikiran baru di daerah. Dengan demikian diharapkan dari kelompok ini perlu mengambil langkah untuk melakukannya dan mampu mempersiapkan diri dari segala aspek sehingga menjadi manusia yang memiliki budaya, kemampuan yang cukup dan memiliki kedewasan dalam berfikir, menganalisa sesuatu secara objektif. Selain itu setiap mahasiswa diharuskan menyatakan sikap dan membuat suatu target dalam perkuliahan sehingga dalam waktu yang ditentukan bisa manfaatkan secara maksimal untuk menyelesaikan studinya. Termasuk didalamnya adalah penggunaan dana beasiswa yang saat ini disediaan oleh pemerintah. Dalam konteks tertentu ada anggapan-anggapan bahwa bagi mahasiswa yang termasuk dalam program beasiswa pemerintah adalah “produk gagal”. Apakah kita pasrah menerimanya bahwa kita ini termasuk produk gagal?. Nah, pada kesempatan ini tepat sekali bagi kita semua untuk merespons terhadap pernyataan ini.

Dengan adanya kelompok diskusi ini, kami mengharapkan kekompakan, kebersamaan, semangat dan kerja sama dari seluruh teman-teman untuk membangun solidaritas diantara sesama kita dalam mewujudkan misi pribadi dan cita-cita serta dapat memotivasi antar kita dalam mempersiapkan sumber daya manusia dengan harapan menjadi pelaku pembangunan yang merakyat.

MULAI DENGAN TUJUAN

Mulai dengan tujuan berarti membentuk gambaran yang jelas tentang tujuan hidup kita, menetukan apa nilai-nilai hidup kita, dan menentukan sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Berarti berpikir tentang hari esok kita dan menentukan arah hidup agar setiaplangkah yang kita ambil senantiasa berada pada jalur yang benar.
Mengapa memilki akhir dalam pikiran itu penting ? sedikitnya ada dua alasan. Pertama , remaja seusia kita lazim menghadapi sejumlah persimpangan jalan yang menentukan kehidupan kita selanjutnya. Arah atau jurusan yang kita pilih sekarang dapat mempengaruhi diri kita selamanya.
Kedua, kita sendirilah yang menentukan masa depan kita. Jika kita tidak menentukan sendiri masa depan kita , maka orang lain akan melakukannya bagi kita, sehingga kita ibarat membebek saja pada orang lain.
Bagaimana cara mulai dengan tujuan ? cara terbaik adalah dengan menuliskan RUMUSAN MISI PRIBADI. itu adalah sejenis motto atau semboyan pribadi yang secara padat melukiskan seperti apa kehidupan kita. Itu adalah cetak biru (blue print) kehidupan kita. Itu ibarat konstitusi atau undang-undang sebuah Negara, atau ibarat rumusan misi suatu perusahaan atau organsiasi.
Apa manfaat rumusan misi pribadi bagi kita? Setidaknya ada dua pertama, menolong kita menyadari apa yang sungguh-sungguh penting atau bernilai bagimkita sehingga kita bias membuat pilihan – keputusan sejalan dengan nilai-nilai itu. Kedua, misi pribadi ibarat pohon dengan akar-akar yang kuat yang sebernarnya stabil (tidak akan geser tempat), namun tetap hidup dan terus-merus tumbuh. Begitu pula rumusan misi pribadi, membuat kita tidak mudah tergoyahkan oleh perubahan yang berlangsung disekeliling kita. Dalam membuat rumusan misi pribadi :
jangan terlampau memikirkan kesempurnaan karena akan membuat kita takut memulai, mulailah dengan ide-ide sederhana tapi mendasar yang nanti dapat disempurnakan, jangan berpikir untuk membuat rumusan seperti milik orang lain, rumusan kita harus unuk.

Misi merupakan cita-cita pribadi yang bersifat umum dari pada tujuan hidup. cita-cita adalah janji pada diri kita sendiri: mau jadi seperti apa kita suatu hari nanti, untuk apa hidup ini atau apa profesi kita mengabdikan diri pada kehidupan ini?

Setelah kita menemukan misi pribadi kita langkah selanjutnya yang kita lakukan adalah merumuskan tujuan hidup. Tujuan hidup ini kita renungkan dalam-dalam dan kita deskripsikan secara jelas. Dengan tujuan tersebut kita akan memilki perencanaan terperinci, semangat, dsiplin pribadi melalui pengondisian inisiatif, ide kreatif. Cara yang paling baik adalah tulis tujuan yang hendak kita capai dan target-targe yang harus diraih baik perminggu, bulan, maupun tahunan atau wakru yang paling lama. Jika arang dengan tujuan yang jelas maka hidupnya akan terarah dan memilki rencana-rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Semakinjelas tujuan hidupnya, maka semakin besar perjuanganya dan pengorbanan yang hrus diberikan untuk mencapainya.

Mengapa tujuan hidup harus?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut , kita dapat mengetahui berdasarkan pendapat tokoh berikut ini
Donal H weiss dalam bukunya “ how to control your life through self management” (hidup teratur) memberikan beberapa kata kunci tentang tujuan hidup sbb:
Tujuan : suatu titik akhir yang anda ingin capai sebagaia hasil akhir atau produk akhir dari pada uapay anda.
Sasaran: suatu langkah menujupencapaian suatu tujuan, suatu tonggak, tujuan antara, suatu ukuran dari pada keberhasilan dalam mencapai tujuan akhir dari pada upaya anda.

Dengan demikian kita bisa menyederhanakan bahwa hendaknya harus kita memiliki tujuan-tujuan kecil (tujuan antara)yang akan mengantarkan kita pada tujuan tertinggi kita yaitu misi pribadi itu dendiri.
Dengan adanya tujuan hidup yang jelas , kita melangkah dengan pasti tak peduli seganas dan sesulit papa pun jalan atau cara yang kita tempuh

MERUMUSKAN TUJUAN HIDUP
Tujuan-tujuan hidup lebih besifat spesifik, sempit, atau khusus dibandingkan dengan rumusan misi pribadi. Dengan kata lain, tujuan –tujauan hidup merupakan perincian rumusan misi pribadi ke dalam sasaran-sasaran yang lebih konkret.
Ada lima kunci dalam rumusan tujuan hidup. Pertama, pertimbangkan baik-baikatau masak-masak”ongkos” apa yang harus kita bayar dan manfaat-keuntungan apa yang akan kita petik. Dengan kata lain, tujuan hidup haruslah realistis. Kedua, tuangkanlah tujuan hidup kita kedalam rumusan tertulis. Ada pepatah A goal not written is only a wish (“tujuan yang tidak ditulis hanyalah sebuah harapan”). Selain itu, dengan dituliskan tujuan itu akan menjadi semakin spesifik, jelas, konkret. Ketiga. Sesudah berhasil kita rumuskan, wujudkan atau laksanakanlah tujuan hidup tersebut. Bila ada komitmen atau niat dan tekad, pasti ada jalan. Keempat, manfaatkanlah momentum untuk merumuskan tujuan. Momentum terkandung dalam peristiwa kehidupan tertentu, seperti tahun ajaran baru, diterima sebagai mahasiswa baru, dan sebagainya. Kelima, rope up. Artinya buatlah diri kita menjadi terikat terikat dengan tujuan hidup yang sama atau mengungkapkan tujuan hidup itu kepada seseorang yang kita harapkan dapat mengingkatkan, member semangat, atau memberi bantuan bagi usaha kita mewujudkan tujuan itu.

*Diringkas dari berbagai sumber
(sebagian materi diambil dari materi pengembangan keperibadian Mahasisiwa Universitasa Santa Dharama Yogyakarta)

Minggu, 03 Juli 2011

Perkembangan Keperibadian serta Kemandirian dalam Proses pembelajaran Pendidikan bagi seorang anak Pedalaman Papua





K
eluarga merupakan kesatuan sosial yang paling kecil dalam masyarakat. Dikatakan keuarga apabila  terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak. Di dalam keluarga inilah proses permbelajaran awal seorang  anak dilakukan. Yaitu mulai dari bayi hingga status anak.  Seorang  anak harus berada dibawah bimbingan orang tua. Selama proses pendewasaan bagi putra dan putri.   Bimbingan kedua orang tua sangat berarti bagi anak. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam keluarga merupakan pendidikan informal.Bagi seluruh anggota keluarga untuk menentukan  kepribadian seorang anak  selain sifat alamiah atau pewarisan dari orang tua. Yang paling dominan adalah  karakter yang dibangun oleh kedua  orang tua pada saat  proses pendampingan berlangsung  selama anak itu masih berada di bawah bimbingan mereka. Apabila dalam kelurga menanamkan banyak nilai positif secra baik maka  kemungkinan  besar   seorang  anak tersebut   menunjukkan  keperibadian baik  dalam kehidupan sosial lainnya yang lebih luas.
Pendidikan informal  bagi anak pedalaman Papua  sangat penting dalam  perkembangan untuk menuju  langkah selanjutnya  demi memperoleh proses pendidikan yang lebih tinggi untuk memewujudkan impianya. Pendidikan informal yang diterapkan dalam keluarga di pedalaman Papua  sesuai dengan situasi dan kondisi fisik alam. Ketika seorang anak menginjak umur 10 tahun anak diajarkan  pola hidup mandiri. Sehingga anak tersebut  dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang  ada. Anak dari pedalaman papua  ingin melanjutkan  pendidikan formal ke tempat lain. Mereka hendak keluar bermodalkan  percaya diri yang tinggi  dan kemandirian  serta  semangat yang tinggi untuk memeroleh pendidikan dalam memwujudkan  impian yang mereka idamkan. Bermodalkan ketiga hal tersebut mereka mampu menempu pendidikan  walaupun mengalami banyak tantangan dalam belajar. Khusus misalnya dalam proses belajar di tempat baru (kota) setiap siswa mengalami tiga keadaan pisikologis  yaitu tempat baru, situasi serta bahasa. Setiap siswa mengalamikesulitan  pertama adalah mengenai bahasa .dan kaitanya dengan pergaulan dengan teman dari  daerah lain. Tetapi  dalam pelaksanaanya mereka mampu  melalui semua rintangan itu dengan sebuah sifat kepercayaan diri yang tinggi. ketika murid masuk dalam proses belajar mengajar  awal –awal nya mereka mengalami kesulitan dalam penyerapan materi  yang di sampaikan di kelas oleh pendidik. Tetapi   dari waktu- kewaktu  mereka semakin berkembang , dan kadang melampauhi teman- teman dari kota.  Keberadaan dan perjuangan mereka sungguh di akui dan dampingi secara khusus karena mereka memiliki latarbelakang yang beraneka ragam yang berbeda- beda .Melihat keadaan baru dan situasi seperti itu sebenarnya bagi tenaga pendidik merupakan sebuah tantangan yang harus hadapi. Kaitanya dengan itu, Sebuah lembaga pendidikan yang menjadi  tolok ukur untuk mendampingi  anak pedalaman papua adalah SMA kolese l ecocq d, Armanville Nabire . setiap situasi yang terjadi di sekolah itu adalah  benar –benar sampai mengena  pada objek  ( peserta didik). Sehinga peserta didik walaupuan mengalami banyak kendala tetapi  mereka mampu menyasuaikan diri dengan system yang berada di dalam lembaga pendidikan tersebut. Kenyataannya bahwa saat ini ada beberapa aliumni yang sedang studi  di jawa mengakui bahwa  proses pembelajaran yang mereka peroleh di lembaga pendidikan tersebut sangat membantu mereka dalam belajar   bersama teman- teman lain dari daerah lain. saya tidak bisa katakan seratus persen  anak pedalaman papua mampu berdaptasi dengan  system lembag pendidikan tersebut. Karena ada pemikiran bahwa  yang penting belajar dan memeperoleh nilai baik di saat ujian alias lulus atau tamat. Dasar pemikiran seperti ini  membuat  sebagian siswa yang  awalnya memperoleh  pendidkan di lembaga tersebut  tetapi kemudian pindah ke lembaga lain  karena mereka inggin memperoleh  nilai baik . kemungkinan hal tersebut terjadi bukan karena tuntutan belajar yang ditawarakn oleh lembaga tersut sangat rumit bagi mereka.Tetapi saya berani katakan bahwa situasi yang dialami oleh siswa tersbut diatas bukan    mereka kurang mampu tetapi karena pada saat mereka masi berada di smp baik itu  dipedalaman maupun dikota penanaman system pembelajaran yang keliru. Misalnya  pemberian nilai baik pada  siswa yang bersangkutan meskipun tingkat kemampunya rendah atau  presensi dikelas kurang( terlalu banyak alpa). System pembelajaran seperti itu terus berlangsung dari periode ke periode . sehinnga penanaman nilai- nilai tersebut bagi  anak didiknya sudah menjadi suatu kebiassaan . maka yang menjadi korban adalah siswa . ketiga mereka masuk di  sebuah SMA/SMK yang mereka idamkan . mereka di hadapkan dengan system yang berbeda.  maka dengan sendirinya menyatakan mengundurkan diri atau pindah sekolah. Ketika kita melihat situasi seperti ini kita jangan mencap mereka kurang mamapu.

Dalam  memeroleh pendidikan  mereka hidup penuh dengan tantangan dan  perjuangan  misalnya, dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka mampu untuk mencari jalan keluar sehingga memperoleh yang mereka harapkan. Dalam hal ini mereka tidak mengeluh  dan putus asah karena mereka sudah dibekali oleh orang tua mereka ketika mereka masih berada di dalam bimbingan orang tua   mereka. Dalam hal ini pernah dialami dan dirasakan oleh seorang  guru voluntire  SMA YPPK Adiluhur   Albert L Lantang. ’’orang pedalaman survive dari kecil.mereka hidup dan besar lepas  dari campur tangan orang tua . mereka mau buat apa dibiarkan orang tua  dan kalau ada resiko dari perilakunya itu  harus di tanggung sendiri. Mandirinya sangat cepat dan indivenden. ’’( EDUCARE, NO.07/ III / Oktober 2006 hal.12).
Pengakuan oleh seorang guru tersebut  tidak terlepas  dari hidup keseharian  ia bersama mereka dalam mendampingi dan membantu mereka dalam proses belajar mengajar di sekolah maupun diluar jam sekolah . voluntir tersebut  merupakan voluntir yang benar –benar bersedia membatu bagi peserta didik terutama dalam mata pelajaran yang ia ajarkan. Dia dengan beberapa voluntir lain bersedia membatu  segala rintangan yang di hadapi oleh anak didik mereka dalam proses belajar mengajar. Sehingga persoalan  yang dialami oleh peserta didik  sangat jelas di hadapan mereka.
Dalam pengaturan jadual mereka tidak bisa  belajar lebih dari tiga jam . mereka  mengulangi apa yang di terima di sekolah kurang lebih satu setengah jam  itu mereka merasa bahwa  sangat efectif bagi mereka karena apabila lebih dari itu mereka merasa bosan, jenuh,  dan mengantuk .dalam proses pendidkan mereka ingin tahu ynag lebih tinnggi  sihingga apapun yang mereka hadapi. Mereka merasa  hal  tersebut asing bagi mereka . Sehingga  mereka benar –benar ingin mempelajarinya dengan sebuah motivasi yang tinggi di barengi dengan kebulatan hati yang besar  sehinngga mendapatkan hasil  dengan baik.  Tetapi kadang sebagian dari mereka tidak peduli dengan apa yang sedang  mereka hadapi. Mereka mengalami demikian mungkin karena  kurang memiliki informasi.
Perkembangan ke peribadian serta kemampuan  akademis  setiap anak scara baik apabila pendidikan nonformal maupun formal sangat  seimbang  dalam  memerikan  nilai-nilai positif serta penerpan sistem yang berlaku didalam lembaga-lembag tersebut. yang terpenting  adalah   keberadaan lembaga pendidikan fomal. Karena lembaga tersebut  merupakan  lembaga yang benar- benar mempersiapkan peserta didiknya  dari segala aspek sehingga   menjadi manusia yang dewasa dalam bertindak  hal apapun serta mampu membawa diri dalam  kehidupan sosialnya yang lebih luas dan  mampu menerjemahkan kondisi real yang terjadi di masyrakat.


MEMBANGUN PEREKONOMIAN PAPUA BERBASIS LOKAL.




Perkembangan perekonomian Indonesia secara umum dan membandingkan dengan sistem ekonomi yang diletakan oleh para pendiri Negara Republik Indonesia bahwa ternyata  keduanya menampakan gejala-gejala yang berbeda. sistem ekonomi Indonesia adalah sebagaimana yang dirumuskan dan sekaligus diletakan oleh Mohamad Hatta dengan menyatakan bahwa “Perekonomian  disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan”, dengan menganggap koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional. Rumusan tersebut memang merupakan suatu sistem  ekonomi yang paling tepat sesuai dengan iklim ekonomi Indonesia. Hal ini didukung oleh potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, sebagian besar penduduk Indonesia bertani dan nelayan. Untuk mengembangkan potensi tersebut, kehadiran koperasi ditengah masyrakat merupakan sarana yang tepat dan memadai untuk mengembangkan  ekonomi yang berbasis lokal.
Pemberlakuan sistem ekonomi  indonesia yang dirumuskan  oleh muhamad hatta merupakan sistem yang dapat diakui karena sesuai dengan iklim negaranya. Indonesia ingin membangun sistem ekonomi yang sesuai dengan cita-cita tolong-menolong. Sistem ekonomi ini berakar dari pada nilai universal yang dianut oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Dasar perekonomian yang sesuai dengan cita-cita tersebut lebih tepat jika dibuat dalam bentuk suatu badan usaha  seperti koperasi. berdasarksan rumusan ekonomi Muhamad Hatta ini,  disetiap daerah di Indonesia  perlu diberi kesempatan untuk  mengembangkan perekonomian yang berbasis lokal. Karena secara  ideologisnya setiap daerah ingin membangun sistem ekonomi  yang sesuai dengan cita-cita ideologinya.

 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN  MASYRAKAT PAPUA

Kondisi awal perekonomian
Secara umum  kegitan ekonomi  bagi masyrakat papua  berbeda –beda. Hal ini disebabkan karena letak  keadaan  geografis  ya itu  sebagian masyrakat  bermukim di daerah  pesisir dan lainnya berdomisili di  daerah pegunugan.  Oleh karena  itu  cara pemenuhan  kebutuhan ekonomi   berbeda  khusunya  kebutuhan prima (utama). Pola   dilakukan oleh Masyrakat  yang berada didaerah  pesisir  untuk  memenuhi kebutuhan adalah  meramu, berburu  dan  bermata pencahrian  sebagai nelayan. Sementara  pola yang  dipakai oleh masyrakat  bagaian pedalaman adalah bercocok tanam, berburu, berkebun.  Kemudian  diantara  kedua masyrakat  tersebut  terjadi perdagangan.  Dalam perdagangan tersebut system  yang  digunakan adalah  barter,  yaitu  terjadi pertukaran antara barang yang satu dengan barang  lain anatara sekelompok, bukan  sekelompok, bahkan  berbeda daerah.  Namun  karena dari waktu ke waktu  perkembangan zaman dan teknologi yang digunakan semakin berkembang . akibatnya  system tersebut  tidak berlaku. Dan saat ini  uang sebagai  alat transaksi yang  disepakati dan diterima umum oleh masyrakat global.  Berkaitan dengan itu, perkembangan ekonomi local papua  saat ini berjalan  tidak sesuai  dengan  harapan masyrakat. Sebagian   masyrakat  barangkali  belum memahami  secara tepat  system ekonomi  yang berlaku  saat ini. Akibatnya  tingkat  kesejatraan pemenuhan kebutuhan  ekonomi keluarga  sanagat  rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa  yang  menjadi  titik perhatian bagi  generasi  penerus papua: Bagaiamana caranya  agar masyrakat   dapat memahami  pemberlakuan system ekonomi  yang  berlangsung. Dana cara pengolahan  efektif  sumber daya  yang ada  untuk  memenuhi kebutuhan  sendiri tanpa  mengharapkan bantuan  orang lain. Cara yang  tepat untuk  mencapai  harapan-harapan tersebut adalah  setiap individu (generasi mudah)  memiliki pengetahuan   dan  kahlian  yang lebih, dan  memahami   realitas atau kondisi riil yang   sedang berlangsung  di papua.

  Perkembangan perekonomian masyrakat  lokal

Perkembangan perekonomian lokal Papua secara umum pada saat ini tidak berkembang sesuai dengan cita-cita atau harapan masyrakat. Pernyataan tersebut didukung oleh realita yang terjadi saat ini. Pada saat ini roda perekonomian terpenting  dapat dikuasai oleh non Papua atau pendukduk bukan pribumi. Pusat-pusat perbelanjaan  sampai  di pasar-pasar tempat yang layak dapat dikuasai oleh mereka. Orang papua hanya menduduki salah satu posisi kegiatan ekonomi yang  paling utama dari  tiga (3) kegiatan utama yaitu  mengambil posisi sebagai pemakai atau menjadi konsumen. Ketika menghadapi, mendengar, dan merasakan  kondisi seperti ini memunculkan beberapa pertanyaan reflektif  yang kiranya dapat dijawab oleh para pemuda, pelajar dan mahasiswa bahkan masyarakat Papua pada umumnya. Kapan orang papua menjadi produsen, kapan orang Papua menjadi distributor, kapan orang Papua diajarkan menjadi pekerja yang profesional, kapan orang Papua bebas financial, kapan orang Papua diajarkan menjadi seorang pengusaha atau investor yang handal. Sebagian pertanyaan refletif tersebut telah di bahas oleh  Socrates Sofyan Yoman dalam bukunya yang berjudul “PEMUSNAHAN ETNIS MELANESIA: 2007”.
Letak persoalan sekarang adalah siapa yang membangun dan mensejahterakan ekonomi  orang Papua? Untuk keluar dari segala ketidakberdayaan kemampuan finansial tersebut adalah sebuah tugas dan tanggungjawab  yang paling utama berada pada pundak setiap insan dan pribadi masyarakat Papua tanpa terkecuali terlebih para generasi mudah saat ini. Orang lain datang dengan  berbagai motivasi dan beranekaragam alasan yang pada akhirnya  memanfaatkan  kesempatan yang ada dan dapat menguasai sektor-sektor yang sangat vital terutama dalam  tatanan ekonomi. keadaan  seperti ini  bisa menciptakan sebuah sistem yang dapat dirancang untuk mematikan  karakter perekonomi rakyat. Misalnya melalui lembaga-lembaga tertentu orang dapat berpikir  mengambil banyak keuntungan dari potensi yang ada tanpa  mempersiapkan sumber daya manusia lokal secara profesional. Kemudian orang bisa berpikir melangkah lebih jauh dari sekedar mengambil keuntungan, dapat menghancaurkan  sistem ekonomi rakyat lokal  dengan menciptakan iklim  atau sistem ketergantungan agar rakyat lokal tidak bisa berpikir lebih jauh tentang bagaimana cara berekonomi yang baik untuk memproduksi  suatu komoditas  tanpa berpikiran yang berorientasi  ditolong. Jadi diperlukan  suatu sistem pendukung  sehingga dapat mempersiapkan rakyat lokal agar mampu menciptakan suatu keadaan ekonomi yang kondusif.
Menjawab ketertinggalan dalam bidang ekonomi  yang dihadapi oleh masyarakat Papua, perlu membuat terobosan-terobosan relevan oleh pihak terkait dalam bidang ekonomi, sehingga masyarakat Papua boleh keluar dari keterbelakangan ekonominya. Hal yang paling utama yang dilakukan siapa pun  adalah memahami kondisi masyarakat dan mengerti sistem dan pola ekonomi yang telah dianut oleh masyarakat sejak dahulu. Selanjutnya adalah  semua penyelenggara kegiatan ekonomi harus sesuaikan dengan kemampuan dan potensi  yang dimiliki oleh setiap daerah. Sesuai dengan ideologisnya, sistem ekonomi  yang tepat dianut  masyarakat Papua adalah mungkin bisa katakan ekonomi sosial kemasyarakatan atau bisa katakan sistem ekonomi konsumsi bersama. Nilai sosial ini bahkan  menjadikan kekuatan bagi masyarakat Papua. Demikian karena nilai sosial tersebut telah dipraktekan secara turun-temurun dari nenek moyang setiap suku yang ada di Papua. Pernyataan tersebut  terjawab  bahwa “sistem ekonomi yang sesuai bagi orang Papua adalah sebuah nilai ekonomi yang datang dari  praktek ekonomi  kesukuan yang dilaksanakan secara turun temurun dari 250 suku bangsa di tanah Papua. Ekonomi kesukuan ini sangat mungkin  membuat orang Papua berkembang  dengan sistem yang baru tapi pola lama  yang dimiliki orang Papua”. (Socrates, 2007:292).
Sistem ekonomi  yang diterapkan di Papua saat ini tidak dapat menguntungkan bagi masyarakat lokal, tidak berhasil membangun  ekonomi rakyat. Hal ini dapat kita amati melalui setiap peristiwa hidup yang dihadapi rakyat Papua yang semakin hari tertindas secara  finansial.  Setiap orang mengakui bahwa  pulau Papua kaya akan sumber daya  alam. Ketika  mendengar ungkapan tersebut hati kecil setiap orang pasti mengatakan bahwa  orang Papua adalah  orang kaya. Kita sebagai orang Papua  boleh mengakui  dan membanggakan diri  atas kekayaan yang kita miliki tersebut. Tetapi yang terpenting dan harus dipegang  adalah  menjaga sikap dan  memegang prinsip untuk tidak terjerumus  dan  membawa kita  pada situasi dan  sikap  kesombongan, pemborosan, malas, memanjakan diri dan mengharapkan bantuan dari orang lain. Kalau setiap masyarakat Papua selalu mengharapkan demikian, kondisi ini akan tatap begitu-begitu saja. Tidak akan mengalami perubahan yang signifikan dalam bidang ekonomi.
Untuk menjawab semua keterbelakangan ekonomi seperti yang telah dijelaskan diatas secara manusiawi tidak mudah untuk melakukan perubahan dalam kurun waktu yang relative singakt. Tetapi  untuk  letak persoalan sekarang adalah  sudahkah lembaga swasta maupun pemerintah  menyediakan  tempat-tempat  yang strategi untuk  membina masyarakat  agar mampu membiayai dan  menghidupi kebutuhan ekonominya. Tempat-tempat seperti ini telah ada tapi tidak disediakan dalam jumlah yang banyak, sehingga dari tahun-ketahun  tidak terdapat perubahan yang mengarah ke tingkat yang lebih baik. Selanjutnya tugas besar yang harus dilakukan  bagi masyarakat Papua  saat ini adalah mengupayakan dan  memperbaiki taraf hidup ekonomi rakyat dengan maksud agar beberapa  tahun kedepan mereka mampu mempersiapkan diri menghadapi tantangan global, mapan secara finansial dan dapat bersaing dengan orang lain. Hal ini sangat dibutuhkan karena melihat kondisi masyarakat Papua pada umumnya saat ini  sangat memprihatinkan kedepan. Jika hal itu tidak ditangani secara serius  mulai dari sekarang nasib masyarakat Papua akan menjadi tidak jelas. Langkah yang paling tepat  untuk memenuhi hal tersebut  diatas adalah  membangun sistem ekonomi yang berbasis lokal. Sistem  perekonomian yang diwariskan atau diletakan oleh para pendiri negara ini sangat baik untuk dipraktekan di Indonesia. Namun dalam mengaplikasikannya kurang diperhatikan. Sistem ekonomi tersebut  mencanangkan bahwa pembangunan ekonomi mulai dibangun dari desa ke kota  artinya masyarakat  sebagai subjek pembangunan  bukan objek. Program pemerintah tersebut di Papua tidak terlihat sama sekali ciri-ciri sistem pembangunan tersebut.
Pembanguanan perekonomian rakyat Papua harus membangun mulai dari setiap daerah berdasarkan potensi yang dimiliki oleh daerah. Karena  antar daerah memiliki potensi yang berbeda-beda dan  separuh dari jumlah  penduduk yang ada  berada di daerah pedesaan  yang secara geogerafisnya pun berbeda. Sebab  di daerah pedesaan inilah  masyarakat Papua bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan hidup. Untuk mengembangkan  perekonomian disetiap daerah, perlu membentuk suatu wadah  untuk menyelenggarakan atau melangsungkan kegiatan perekonomi rakyat. Demi memperlancar kegiatan tersebut  bentuk usaha yang paling baik adalah membangun koperasi yang mendapatkan pengawasan langsung dari pemerintah daerah provinsi. “Potensi daerah di setiap kabupaten dan kota  harus mendapat perhatian yang serius dari pemerintah  dalam hal pemberdayaan  produk local menjadikan sebagai produk unggulan ”. (Socrates,2007:2890).  
Sistem ekonomi lokal merupakan  sistem ekonomi yang dijalankan oleh bersama untuk memenuhi kepentingan bersama sesuai dengan tata cara yang bisa ditempuh sejak dahulu oleh nenek moyang. Perangkat ekonomi seperti ini perlu diberlakukan di Papua, sebab sebagian besar penduduk masih menganut sistem dan nilai sosial yang telah dipraktekan sejak jaman dahulu. Barang kali membuat kebijakan seperti ini dapat membantu masyarakat dalam pengembangan dan memperbaiki kehidupan ekonomi mereka. Kemungkinan membuat sistem seperti ini, masyarakat dipermudah untuk  memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat itu sendiri. Dalam pemberlakuan sistem seperti ini tugas pemerintah adalah  harus dipersempit yaitu memberikan perlindungan  dalam bentuk pertahanan dan menjaga ketertiban umum. Dengan kata lain berapa pun  yang diproduksi  harus diberikan kesempatan kepada masyarakat. Seiring dengan pergantian waktu sistem seperti ini sudah  mulai ditinggalkan dan dianggap sebagai sistem ekonomi tradisional. Namun yang perlu ditekankan disini adalah bukan memandang dari  segi  penerapan sistemnya tetapi lebih pada mengadobsi nilai-nilai positif  yang telah dipraktekan didalam sistem tersebut. Kemudian nilai-nilai tersebut diaplikasikan kedalam sistem dan cara yang tepat  saat ini. Sistem ekonomi yang sesuai dengan iklim Papua, masyarakat mungkin ingin membangun sistem ekonomi yang sesuai dengan cita-cita konsumsi bersama.  Sebab sistem ekonomi ini berakar dari pada nilai universal yang dianut oleh nenek moyang  orang  Papua sejak dahulu. Dasar perekonomian yang sesuai dengan cita-cita konsumsi bersama tersebut lebih  pantas jika dibuat dalam suatu bentuk badan usaha  seperti koperasi. Membandingkan  pandangan Socrates diatas  setiap daerah kabupaten dan kota di Papua perlu melakukan pengadaan ajang-ajang tertentu untuk dapat mengumpulkan masyarakat untuk dibina dan diberikan keterampilan  mengenai upaya-upaya tepat untuk mengembangkan dan memberdayakan potensi yang dimiliki oleh masyarakat sehingga dapat meningkatkan keahlian. Pengadaan kegiatan seperti ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Sebab  keterlibatan pemerintah dalam upaya semacam  ini memberikan nilai positif.  
Untuk menjawab segala persoalan yang ditegaskan diatas upaya-upaya yang boleh  dilakukan oleh pemerintah lokal Papua adalah  medirikan  koperasi  yang bentuk dan jenis usahanya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah. Koperasi tersebut harus didirikan berdasrkan sistem dan nilai sosial yang   diyakini oleh masyarakat, kemudian  yang  perlu  ditekankan didalam perinsip koperasi tersebut  adalah usaha bersama atas dasar  konsumsi bersama (berkerja sama untuk memenuhi kebutuhan financial). Selain itu nilai yang perlu diperhatikan adalah nilai kasih (berwatak social). Dalam perkembanganya,  koperasi ini diharapkan berfungsi sebagai suatu wadah yang tepat untuk melangsungkan  sekaligus  menyelenggarakan  kegiatan perekonomian rakyat lokal. Demi memperlancar kegiatan koperasi tersebut  pemerintah dapat melakukan  pengawasan secara langsung  setiap penyelenggaraan kegiatan koperasi  dengan mengutamakan   kesejahteraan dan memperbaiki taraf hidup ekonomi rakyat Papua.